Friday, December 7, 2007

Bagelen Economic Review…..part 1

Judulnya sih keren abis…kayak di Metro TV….soalnya aku penggemar program ini. Tapi aku tidak akan membahas masalah programnya Metro TV namun akan mencoba me Review Bagelen dari segi Ekonomi.
Kalau dilihat dari demography warga Bagelen saat ini, mata pencaharian sebagai petani masih menduduki persentase tertinggi, artinya sebagian besar warga Bagelen masih menggantungkan pendapatannya dari bercocok tanam, baik di sawah, ladang dan hutan. Pada golongan kaum petani ini, khususnya mereka yang menggarap sawah, yaitu didaerah Bagelen, Bapangsari, Somorejo, Tlogokotes, Krendetan, Bugel, Kalirejo, Piji, Kemanukan dan beberapa daerah lain, pendapatan perkapitanya tidaklah mengalami kenaikan yang cukup significant. Meskipun saat ini harga Gabah Kering Giling (GKG) yang ditetapkan oleh Pemerintah mengalami kenaikan, namun dalam kenyataanya belum bisa mengangkat / mendongkrak pendapatan petani ke arah perbaikan yang cukup baik. Hal ini mungkin lebih diperparah dengan naiknya harga BBM (Bahan Bakar Minyak), yang secara tidak langsung mengakibatkan naiknya juga harga kebutuhan pokok, seperti Beras, Gula, Minyak Goreng. Kalau dikalkulasikan, dengan kenaikan harga GKG, tidak banyak membantu mensejahterakan petani, karena kenaikan harga kebutuhan pokok lebih tinggi.

Kalau dilihat secara makro, hal ini tidak terlalu menggembirakan karena masih banyaknya warga petani (khususnya penggarap) yang masih berada dalam kategori Pra Sejahtera.

Beberapa waktu yang lalu, saya sempat melakukan dialog dengan beberapa petani penggarah sawah, baik yang memiliki sawah garapan atau hanya buruh penggarap (sample sekitar 15 orang dan berdomisili didaerah Bagelen dan Krendetan). Dimana kesimpulannya adalah untuk saat ini kondisi petani memang berada pada kondisi yang lumayan kritis. Kenapa ???? ada beberapa hal yang menyebabkan hal ini, al :

-
Mayoritas dari petani sawah, menggantungkan sekali kepada kondisi curah hujan. Sehingga
hasil panen tidak bisa diprediksikan (tergantung kepada curah hujan). Khususnya dibeberapa
desa di Bagelen yang tidak/belum memiliki sarana irigasi yang bagus / bisa diandalkan untuk
mengairi sawah.
- Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh kepada kenaikan kebutuhan pokok, yang
menyebabkan tingginya biaya produksi petani (biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan
untuk menanam satu komoditas )
- Biaya hidup yang semakin tinggi, hal ini karena dampak dari inflasi yang tiap tahunnya rata-
rata 6 %.

Dari kondisi diatas, tidak heran jika hal ini mengakibatkan tingginya angka urbanisasi ke kota-kota besar. Dimana mereka berharap bisa mendapatkan sumber penghidupan yang lebih baik.
Fenomena tersebut, hampir dirasakan oleh semua petani penggarap sawah yang berada diwilayah Bagelen, meskipun ada juga yang sukses karena bertani. Untuk kategori yang sukses ini boleh dibilang hanya sekian persen saja. Hal ini dikarenakan mereka mampu melihat peluang untuk mendiversifikasikan hasil taninya, spt menanam Cabai Keriting, Jeruk dan beberapa sayuran yang lain.

Tapi bagaimanapun hal ini tetap menjadi tanggung jawab bersama antara swasta dan pemerintah, baik pusat maupun daerah untuk mengembangkan beberapa komoditas yang memiliki potensi pasar yang cukup baik.

Padahal Bagelen memiliki potensi sumber daya alam yang memang sapai saat ini belum dikembangkan secara maximal. Hal ini tentunya akan bisa meningkatkan PDB (Product Domestic Bruto) warga Bagelen. Salah satu komoditas yang mungkin bisa lebih dikembangkan adalah Tepung Tapioka (Tepung Singkong) dan Tepung Maizena (Tepung Jagung). Dengan begitu luasnya area yang bisa ditanami untuk kedua jenis komoditas ini (Singkong dan Jagung), kemungkinan besar akan bisa mensuplai kebutuhan akan kedua tepung tersebut. Apa benefitnya jika Investor menanamkan modalnya di Bagelen :

- Tersedianya supply bahan baku yang banyak
- Labor Cost masih rendah
- Potensi untuk pengambangan produk lain terbuka lebar
- Acces jalan raya yang sudah tersedia dengan baik

Namun jika pemerintah Kabupaten Purworejo dan Pemerintah Kecamatan Bagelen bisa mendatangkan Investor Swasta yang akan membangun pabrik untuk kedua komoditi tersebut diatas akan sangat membantu pertumbuhan ekonomi Bagelen. Apalagi jika pemerintah bisa memberikan insentif-insentif yang bagus, seperti :

- Kemudahan untuk mengurus perijinan
- Menjamin tidak adanya praktek-praktek pungli
- Menjamin tidak adanya gejolak-gejolak perburuhan

Hal ini tentu saja akan berdampak sangat positif, khususnya bisa mengurangi angka pengangguran dan meminimalisasi jumlah urbanisasi ke daerah perkotaan.

Dan yang paling penting adalah memacu kreativitas petani untuk melakukan diversifikasi hasil pertaniannya yang bisa membawa petani keluar dari garis kemiskinan / pra sejahtera.

Semoga hal ini bisa terwujud, walaupun tidak secepatnya. Namun harapan itu akan selalu ada untuk bisa membangun Bagelen menuju Sejahtera. Amin

No comments:

Post a Comment