Sunday, July 8, 2007

Yuk…..Mudik Lebaran ke Bagelen………………….Part I

Dari berbagai literature dan buku yang pernah saya baca, tradisi mudik pada saat Lebaran atau Idul Fitri hanya ada di Indonesia. Dan salah satunya adalah di Kab. Purworejo….Kalau boleh dibilang hampir 40-50 % penduduk Purworejo akan merantau selepas sekolah, baik itu SMA atau Universitas.

Nah….apa hubungannya dengan mudik ke Bagelen……sama dengan halnya diatas, banyak juga penduduk Kec. Bagelen yang merantau. Dugaan saya, paling banyak adalah merantau ke Jakarta dan sekitarnya. Termasuk saya yang merantau ke Bekasi sejak 11 tahun yang lalu. Eitttttttt tpi jangan salah lho….beberapa teman saya ada yang merantau sampai Kalimantan dan Irian Jaya.

Kapan biasanya tradisi ini dimulai…??? Biasanya mudik atau orang lebih suka menyebut “Pulkam” alias Pulang Kampung dimulai pada seminggu sebelum hari Raya Idul Fitri / Lebaran. Mudik akan mencapai puncaknya dua hari sebelum hari Raya Idul Fitri / Lebaran.

Ada chemistry yang sangat kuat yang mendorong perantau untuk mudik……..Saya pernah membuat catatan al :

· Di lebaran inilah kita akan melakukan “Sungkem” terhadap Orang Tua kita
· Tradisi berkumpul dengan sanak saudara, teman dan orang tua
· Dan…..yg paling ditunggu adalah kita bisa Shalat Ied di daerah asal kita bersama dengan Keluarga.

Ada berbagai moda transportasi yang dipakai pada saat kita mudik Lebaran, yaitu :
· Bis
· Kereta Api
· Charter Wisata, ini biasanya pakai Travel
· Pesawat
· Sepeda Motor
· Mobil Pribadi

Namun…dua tahun kebelakang ini, Sepeda Motor cenderung mendominasi alat transportasi yang digunakan untuk mudik lebaran. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya motor dengan plat nomor “B”yang bersliweran di kec. Bagelen. Lho…kok saya tau…ya jelas karena mudik dengan sepeda motor sudah saya lakukan sebanyak 5 lebaran. Ada satu “pride” bila kita mudik dengan sepeda motor, karena hal ini sedikit menunjukkan suatu keberhasilan pemudik di perantauan.

Nah….disaat lebaran ini juga kita nanti akan melihat fenomena sesaat dimana beberapa lokasi di Kec. Bagelen akan menjadi tempat terjadinya transaksi uang dengan nilai jutaan bahkan puluhan juta rupiah. Dimana itu…..Bakso Pak Min dan Bakso Pak Man, disanalah terjadinya transaksi itu terjadi.
Anda bisa bayangkan, dibakso Pak Min dalam satu hari bisa menjual > 1000 mangkok, kalau asumsi harga permangkok adalah Rp. 4.000,- berate sehari akan memperolah minimal Rp. 4.000.000,-. Wah…..suatu nilai yang sangat lumayan khan.

Kembali ke Mudik…., saya akan mencoba untukmenggambarkan beberapa pengalaman saya berkaitan dengan mudik yang sudah 10 kali saya lakukan. Ada banyak kejadian yang selalu akan membekas dan tidak mugkin akan saya lupa…..

Paling seru dan paling melelahkan adalah ketika saya mudik tahun 1998, ketika itu saya dan beberapa rekan sedaerah memutuskan untuk naik bis Sumber Alam. Tepat empat hari sebelum lebaran kami ssudah siap-siap mudik. Tas besar dengan oleh-oleh yg lumayan, baju setrikaan ‘mlipit’ dan tentu saja pakai sepatu plus parfum yg lumayan ok……hehehehe. Waktu itu saya masih tinggal di Rawa Panjang, sementara pool bis berada di Pondok Ungu. Dengan gaya yg okem, saya berangkat ke pool Sumber Alam, tepat jam tiga sore…saya dan rombongan (tiga orang teman) sudah sampai. Tapi…busyet..ternyata disana juga sudah ribuan orang yang akan menggunakan bis ini. Jadilah kita berebutan naik………..Begitu bis datang,langsung naik dan beli tiket diatas. Sekitar jam setengah empat, bis yang kita tunggu akhirnya datang juga. Harapan-nya sih naik AC atau paling tidak Patas yg tempat duduknya 2-2, eeeeeeeeeeeeee gak taunya yang datang bis yg lumayan tua alias utk trayek Antar Kota Dalam Propinsi. Bayangkan saja, bis yang sudah uzur tersebut harus mengangkut 60 orang penumpang, mana kondisinya pun sudah tua…..

Dengan susah payah akhirnya kami berhasil naik dan tepat jam empat sore bis berangkat, normalnya sih 12 jam sampai di Pasar Krendetan. Nah..kejadian tidak mengenakkan dimulai ketika bis memasuki daerah Karawang Barat. Jalan Tol Cikampek waktu itu macet total plus hujan deras sekali. Rasanya seperti disekap dalam kardus, macet selama 4 jam dengan kaca harus tertutup ditambah dengan banyaknya yang merokok didalam bis……..pokoknya jan kacau. Kalau boleh teriak..waktu itu saya akan teriak…..

Ini belum seberapa…..lhoooo, lepas dari tol Cikampek, bis hanya melaju dengan kecepatan max. 60 km/jam ditambah beberapa kali macet dan mogok. Akhirnya dengan sudah payah jam 08.00 WIB, bis sampai di Bumiayu. Disinipun macetnya luar biasa…..tiga jam macet, panas dan sumpek. Wis pokoe bau kringat, campur aduk dengan asap rokok. Mumet…………….

Dan…..akhirnya setelah menempuh perjalanan 24 jam, bis memasuki Bagelen….. Turun dari bis laksana habis perang…wajah kuyu, bau kringat, baju kummel………pokoke jan koyo gembel persis….

Bayangkan saja 24 jam alias dua dua hari…gak mandi, keringatan……Nah..inilah kisah yg akan selalu saya ingat…..kisah mudik yg lain akan saya beberkan pada Mudik Part II

No comments:

Post a Comment