Saturday, July 18, 2009

Derep

Dalam musim panen seperti sekarang ini (pas ketika aku pulang), Derep merupakan kegiatan favorit yang dilakukan sebagian besar warga Bagelen. Knapa ?? Ya..karena dengan derep ini bisa mendapatkan imbalan Gabah/Padi yng bisa dijadikan beras.
Biasanya satu kelompok Derep (jarang yang perseorangan) terdiri dari 3-7 orang. Dan mereka diminta untuk memanen padi dan mengantarkan-nya kerumah yang punya sawah. System Imbal Jasanya dengan menggunakan pola Bagi Hasil atau yang sering disebut (Bawon). Saat ini yang lazim digunakan adalah pola 7:1. Yang artinya dari hasil panen tadi dan diukur dengan "senik"/"kranjang", setiap 7 "senik/kranjang", kelompok derep tadi mendapatkan satu "senik/kranjang"

Metode merontokkan padi dari gagangnya saat ini yang paling banyak digunakan adalah dengan metode "serit" yaitu dengan menggunakan alat yang dibuat khusus dimana didalamnya terdapat kayu yang dipasangi paku atau bekas jari-jari sepeda yang berguna untuk merentokkan bulir-bulir padi. Serit ini digerakkan dengan kaki-kaki operatornya (sama persis dengan menggenjot sepeda)
Agar hasil seritannya cepat, harus ada satu orang pembantu operator. Dimana pembantu operator ini bertugas untuk mensuply gagang padi yang padinya akan dirontokkan. Foto 1-5 dibawah ini menunjujkkan proses "nyerit padi".

Padi yang sudah diserit akan dipisahkan dari sisa-sisa gagang padi dan dimasukkan kedalam karung dan siap untuk dibawa menuju yang punya sawah ( Foto 7). Dan sisa-sisa batang padi atau yang sering disebut sebagai "damen" akan dibiarkan menjadi kompos atau diberikan kepada warga untuk makanan ternak dan untuk membakar batu bata ( Foto 6 dan 11).
Ya...inilah sedikit rutinitas derep yang banyak dilakukan warga Bagelen...termasuk dulu ketika saya masih sekolah di SMEA. Ketika masuk siang, pagi harinya saya akan derep dulu..yah lumayan bisa membantu simbok dan tidak beli beras lagi.
Boleh percaya atau tidak...ketika kita makan ditengah sawah ..pas "derep" ini, walaupun hanya dengan sayur daun singkong dan lauk ikan asin. Masya Allah..lezat banget, Pizza Hut saja kalah lezatnya....



Foto 1

Foto 2

Foto 3

Foto 4
Foto 5


Foto 6

Foto 7
Foto 8
Foto 9
Foto 10
Foto 11
Salam,
Naji

[+/-] Selengkapnya...

Saturday, July 11, 2009

Njenar

Ketika lewat stasiun Njenar....ingatanku seakan-akan terbang kesekian tahun yang lalu. Ketika pertama kali harus meninggalkan Bagelen tercinta, dengan Kereta Ekonomi Empu Jaya (yg sekarang berubah menjadi KA Ekonomi Progo). Jadi seperti lagu Kereta Senja, karena waktu itu kepergianku (hik..hik..) dianter oleh mantan dan pada sore hari. Hemmmm...meskipun hanya sedikit kecupan dipipi..tapi akan tetap kelingan, apalagi jika lewat stasiun Njenar. Hehehehe
Dengan harga tiket 8 ribu perak, dulu kala sudah bisa sampai ke Jakarta. Meskipun berdesak-desakan dan sumpek plus bau WC.
Ya..Njenar yang dulu sangat berbeda dengan Njenar yang saat ini. Sekarang ini kondisinya lebih baik, rapi dan bangunan yang baru.
Bagi rekan-rekan yang sudah lama tidak melihat..silahkan dinikmati fotonya.


Plang Stasiun "Njenar"


Pintu masuk stasiun (tampak dari muka)


Lokasi parkir yang luar dan bersih


Papan Nama pada Pintu masuk


Deretan Rel KA pada persimpangan jalan raya


Njenar tampak dari kejauhan (dari arah Purwodadi)

Salam,
Naji

[+/-] Selengkapnya...

Diantara Pucuk-Pucuk Padi

Suatu sore.....diantara pucuk-pucuk padi..




[+/-] Selengkapnya...