Friday, November 6, 2009

Bakul Pitik


"Ajeng ngersakke pitik nopo mas?",tanya simbah-simbah bakul pitik yang saya temui dipasar Krendetan waktu itu. Dengan senyum dan keramahan yang khas, simbah-simbah itu menyapa saya. "Mboten kok mbah, kulo ajeng ningali kemawon", jawabku dengan ramah juga.


Bakul pitik ini atau penjual ayam gampang kita temukan ketika hari pasaran tiba. Lokasinya tersebar diseputar pasar Krendetan, namun tak jarang juga yang "nunggu" orang lewat didaerah yang masih lumayan jauh dari pasar. Misalnya untuk orang yang dari Somorejo atau Tlogokotes, pedagang biasanya sudah nunggu didepan SDN Semawung (Singser), didepan Balai Desa Krendetan dan juga diwetan pasar (sekiar 100 m sebelum pasar). Harapannya..mereka bisa membeli ayam yang akan dijual kepasar terlebih dahulu.


Secara teori, para pedangan ini tidak pernah belajar secara formal p[erihal hewan (khususnya ayam). Namun karena sudah mempunyai pengalaman yang relatif lama, mereka ini bisa membedakan ayam sehat dan ayam sakit.


Selidik, punya selidik..ternyata mereka bisa melihat tanda-tandanya dari jengger ayam dan juga (maaf) pantat ayam. Hebat khan......


2 comments: