Monday, November 12, 2007

Bagelen ketika lebaran....

Kayaknya saya tidak lelah untuk menceritakan kondisi Bagelen. Mudik kemarin, menjadi mudik yg kurang sedap karena saya mendapatkan telp. Dari kantor dan harus pulang kembali ke Jakarta secepatnya......walaupun baru 1,5 hari dirumah.

Btw...masalah mudik kayaknya gak perlu saya ceritakan, tpi hal yang terjadi di Bagelen selama lebaran kemarin mungkin perlu sedikit saya tuangkan kali ini.

Bagelen tiba-tiba menjadi ramai akan orang-orang yang setahun sekali kembali menengok sisi dari tempat dimana mereka dilahirkan, termasuk saya.

Cobalah tengok kedai Bakso Pak Man dan Pak Min...pasti akan penuh sesak dengan mereka yang akan menikmati hangatnya Bakso. Atau ke Pasar Krendetan pada hari Rabu dan Sabtu...akan banyak wajah-wajah yg sedikit asing (karena jarang kelihatan) ikut memenuhi pasar untuk sekedar belanja makanan atau ikut Orang Tua atau Sanak Saudara mereka yang sedang berbelanja.

Nah...saya melihat ada beberapa hal yang sedikit menarik perhatianku dan akan aku ulas....:

Lek Madi Grobak yang mejadi penjaga perlintasa KA.
Bagi orang Krendetan semacam saya pasti akan kenal yang namanya Madi Grobak. Lho...kok ada Grobaknya...ya, karena dulu kala profesi dari Lek Madi adalah sais Grobak (walaupun ini kayaknya sekarang sudah tidak lagi). Paling tidak pada saat Lebaran kemarin orang yang menggunakan jalan yang menuju Bugel, Kediren, Sembir dan Kauman harus mengakui jasa Lek Madi karena telah menjagakan pintu pelintasan kereta api disebelah barat pasar Krendetan. Ya...banyak dari pengguna jalan ini yang memberikan sedikit uang ala kadarnya atas Jasa Lek Madi ini ( btw...saya nggak tau apakah ada honor dari PJKA atau tidak). Yang jelas profesi ini muncul pada saat Lebaran tiba, karena beberapa kali pada saat saya lewat dan tidak pada hari lebaran...perlintasan ini tidak dijaga. Terima kasih lek......

Penuhnya Angkudes Jalur 30
Ini juga diluar kebiasaan, dimana pada hari biasa jumlah penumpang angkudes jalur 30 sedikit sekali. Saya pernah ngobrol dengan salah seorang supir angkot (Mas Kimin dan Mas Jabrik) bahwa penghasilan mereka saat ini menurun drastis. Hal ini dikarenakan dengan naiknya tarif angkutan, orang yang naik tidak terlalu banyak dan ditambah dengan banyaknya orang yang sudah memiliki sepeda motor.
Pada lebaran kemarin (walaupun hanya seminggu) semua teori diatas terbantahkan. Lho..kok..iya karena mau nunggu angkudes tersebut harus nunggu lama sekali..itupun kadangkala harus berdiri atau nggandul. Banyaknya orang yg akan bepergian membuat angkot tsb selalu penuh pada setiap trip-nya. Hal ini tentu saja sangat disyukuri oleh pengemudi angkot. Bagi mereka ini adalah rejeki Lebaran.
Banyaknya Mobil dan Motor secara tiba-tiba
Ini juga merupakan fenomena tersendiri, kaum urban (kebanyakan berplat nomor B )yg mudik biasanya akan membawa mobil pribadi (atau sewaan ya) dan motor untuk pulang kampung. Tiba-tiba kalau kita lihat puluhan atau bahkan ratusan kendaraan parkir dirumah-rumah yang ada di Bagelen. Hal ini secara tidak langsung menggambarkan status ekonomi atau sosial ketika berada diperantauan.
Dan.......yg lebih parah ketika kita mau nyebrang jalan raya saja mesti nunggu 15-30 menit lho. Hal ini karena Bagelen termasuk jalur ramai menuju Jogjakarta dan Solo disamping bisa melalui jalur Mageleng.

Nah....diatas hanya sekelumit mengenai Bagelen pada saat lebaran...yang tentunya masih sangat banyak lagi untuk diceritakan.

No comments:

Post a Comment